Berita Desa

Tak Rela Dianggap Punah, Srimulyo Pacu Pelestarian Aksara Jawa melalui Webinar

07 September 2021
Administrator
Dibaca 1.342 Kali
Tak Rela Dianggap Punah, Srimulyo Pacu Pelestarian Aksara Jawa melalui Webinar

Piyungan (Kabar Gerbang Madu),-Senin kemarin (6/9), Pemerintah Kalurahan Srimulyo bersinergi bersama Pokdarwis Gerbang Madu dan Lembaga Pengembangan Bahasa, Sastra dan Aksara Jawa (LPBSA) Kalurahan Srimulyo telah rampung menggelar webinar dengan tema “Aksara Jawa, Jalan Keistimewaan Kita”. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Aksara Internasional yang jatuh pada 8 September serta sebagai bentuk dukungan atas deklarasi Yogyakarta sebagai Kota HaNaCaRaKa. Acara yang diikuti oleh pserta dari lingkup wilayah Jogja-Jawa Tengah ini menghadirkan 4 (empat) narasumber yang memberikan paparannya terkait kebijakan pemrintah terkait aksara jawa serta urgensi pembumian aksara jawa dan implementasinya dalam platform digital, yakni Bapak Aris Eko Nugroho, S.P., M.Si (Paniradya Pati), Tri Agus Nugroho, S.Sos., M.Si. (Kepala Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Sejarah Bahasa Sastra dan Permuseuman Dinas Kebudayaan DIY), Ahmad Fikri AF (Penggagas Kampung Aksara) dan Hernindya Wisnu Adji (Ketua Umum OpenDesa). Dalam webinar ini juga dilakukan demo implementasi aksara jawa dalam platform digital oleh Carik Srimulyo, Nurjayanto, S.T.

 

“Masih ada PR bersama bahwa kondisi eksisting aksara jawa ini implementasinya masih berupa title/gambar/atribut/stiker, belum menjadi bagian keseharian dan dianggap tidak memiliki nilai ekonomis. Sehingga kita perlu melakukan gerakan yang dimulai dari diri sendiri/pribadi/keluarga, komunitas, kampung maupun pemerintah melalui lomba-lomba, penghargaan, stimulan dan sebagainya, ” tutur Aris dalam paparannya.

 

Tri Agus Nugroho juga menyampaikan bahwa Aksara Jawa saat ini masih dalam kategori Limited Use Script sehingga perlu gerakan bersama dengan memanfaatkannya setidaknya dalam 3 (tiga) hal, yakni lingkup harian, pembelajaran aksara jawa dan birokrasi pemerintahan. Gerakan sosial dimaksudkan untuk mengkondisikan agar kaum milenial bangga dan percaya diri untuk beraksara. Digitalisasi aksara jawa ini juga dalam rangka meneguhkan jati diri kita.

“Dari riset yang dilakukan, pemanfaatan aksara saat ini yang menggunakan teks beraksara jawa dari 5.045 responden, 75,8% perempuan dan 24,2% laki-laki. Ini membuktikan bahwa, kaum perempuan yang sering dimarginalisasi gagap teknologi ternyata menunjukkan hal yang sebaliknya. Pemanfaatannya lebih banyak dilakukan melalui kanal sosial media dengan dominasi penggunaan aksara tersebut melalui telepon pintar,” ungkap Tri Agus menambahkan.

 

Sementara, Ahmad Fikri memulai paparanya dengan mengutip sambutan yang disampaikan oleh Prof. Yudhogiri Sucahyo, Ketua PANDI dalam Kongres Aksara Jawa I pada Maret 2021 lalu, bahwa kesepakatan dalam ICANN menyatakan bahwa aksara apapun bila tidak memasuki ranah digital maka akan dianggap punah.

“Ini menjadi peringatan bagi kita, betapa mirisnya sejarah panjang berabad-abad hanya karena tidak eksis di dunia digital. Kita perlu mendorong komunitas muda untuk menggunakan aksara jawa sebagai bagian dari aksara pergaulan mereka. Penting bagi kita untuk tidak mudah menyalahkan apapun ekspresi beraksara jawa para generasi muda dalam platform digital karena kepercayaan diri para generasi muda untuk belajar beraksara ini menjadi kunci keberhasilan pemasifan atas penggunaan aksara jawa ini,” kata Fikri menegaskan.

 

Perkumpulan Desa Digital Terbuka atau OpenDesa yang notabene mengembangkan OpenSID yang kini telah digunakan secara luas di Indonesia, tepatnya 12.851 desajuga  mendukung penuh pengembangan pemanfaatan aksara jawa di ekosistem digital yang dimulai di Kalurahan Srimulyo. “Praktik baik ini akan dikembangkan lebih lanjut sehingga menjadi tendangan bola salju yang berdampak luas dan semakin besar bagi pelestarian aksara nusantara lainnya di Indonesia,” kata Aji, Ketua Umum OpenDesa yang turut memberikan dukungan terkait implementasi aksara jawa di platform digital kalurahan.

(Foto : Inoeng, Kontributor: Je)

Bagikan artikel ini:
Kirim Komentar

Komentar baru terbit setelah disetujui Admin

CAPTCHA Image